Minggu, 02 Januari 2022

DOMINASI GURU PADA ILMU PENGETAHUAN SUDAH USAI

ELISA PURWANTI, S.Pd
SMA Negeri 1 Paramasan

Di Indonesia kemajuan teknologi telah merambah dunia pendidikan meskipun tidak secara merata. Di sekolah-sekolah dengan akses internet yang baik, akses informasi sangat mudah untuk dijangkau. Hal ini menyebabkan guru bukan lagi sumber satu-satunya ilmu pengetahuan. Situasi semacam ini disebut sebagai big bang information yang menuntut setiap orang terutama guru harus bijak dalam mengambil sikap.

Pembelajaran di kelas tidak lagi dibatasi oleh gedung-gedung sekolah atau pengetahuan guru. Betapa tidak, ilmu pengetahuan hanya dibatasi oleh rasa malas individu untuk mengakses informasi, selain itu tidak ada batasan. Menanggapi fenomena  ini, sebagai guru, cara mengajar guru idelanya tentu patut diubah, bukan fokus hanya apa yang diajari melainkan bagaimana proses belajar peserta didik. Target materi memang harus diajarkan tetapi hanya sebatas materi esensial, yaitu materi yang harus dan wajib diajarkan, Namun lebih dari itu, cara dan proses belajar yang kaya dan bervariatif, berbobot termasuk cara mengaksesnya, mempelajarinya, dan mengembangkannya perlu dikedepankan.

Guru masih sangat penting perannya dalam pendidikan di era digital, namun filosofi, strategi, pendekatan dan cara mengajarnya harus diperbarui sesuai dengan tuntutan zaman. Guru harus bisa mencontoh konsep cara mendidik para pelatih olahraga profesional. Mereka mengambil waktu terbanyak untuk terjun dalam menekuni sesi latihan, adapun saat permainan dan pertandingan, sang atletlah yang menentukan sendiri jalannya pertandingan. Semakin sering sang atlet melakukan sendiri keterampilan yang diajarkan oleh pelatih, maka semakin terampil juga dia di bidang yang bersangkutan. Pepatah mengatakan practice makes perfect.

Jadi peran guru adalah menjadi pendamping sedangkan peserta didiknya adalah sang atlet atau selaku pelaku pembelajaran. Guru melatih tetapi peserta didiklah yang berlatih. Guru menunjuk jalan bagi peserta didk, mengevaluasi dan mendorong pengembangan keterampilan yang berkesinambungan namun peserta didklah yang menekuni dan menjalaninya. Guru menjadi model yang meneladankan apa yang diajarkannya tetapi peserta didiklah yang harus menguasainya. Semakin sering peserta didk menunaikan latihannya maka semakin terampillah mereka.

Pembelajaran oleh guru selanjutnya adalah diarahkan untuk menumbuhkan rasa ingin tahu yang lebih besar dari dalam diri peserta didik. Mereka tertarik akan ilmu pengetahuan dan informasi yang aktual dan relevan dengan kehidupan terkini. Di tengah lautan informasi, hanya orang yang memiliki akses kepada informasi yang akurat dan bermutu dan yang memiliki rasa ingin tahu yang kuat yang akan diuntungkan. Mereka yang takjub akan menjadi berpengetahuan dan semakin terampil karena dari rasa takjublah lahir pengetahuan dan keinginan untuk menekuni sesuatu. Pembelajaran harus dapat mengembangkan rasa terkesima untuk terus mengeksplorasi bahan ajar secara lebih luas dan lebih dalam lagi.

      Di samping rasa ingin tahu, kreatifitas juga perlu dibiasakan. Kreatifitas adalah salah satu atribut yang paling dicari di dunia dewasa ini karena ialah jamur kemajuan peradaban dan motor penggerak inovasi yang produktif. Tanpa kreatifitas peradaban menjadi macet, bangsa menjadi pasif dan akan menjadi pasar konsumsi, menjadi bangsa penonton menyaksikan perkembangan dan perubahan yang terjadi. Proses pembelajaran idealnya juga menelurkan kreasi baru. Karya baru, bukan hafalan, menjadi hasil dari proses pembelajaran. Dengan kata lain, belajar adalah untuk menciptakan. Dari rahim pendidikan yang demikian akan lahir generasi penemu dan pencipta.

Menjadi guru di era digital membutuhkan persiapan matang Metode pengajaran yang dilakukan sudah tidak bisa lagi disamakan dengan para guru di zaman dulu. Oleh sebab itu, bagaimana cara menciptakan suasana nyaman sehingga pelajaran yang disampaikan mudah dipahami?

Dalam hal kegiatan belajar daring, presentasi menjadi catatan penting. Para guru terkadang lupa untuk membangun komunikasi yang efektif. Oleh sebab itu, usahakan untuk tidak terlalu lama berbicara satu arah. Buatlah suasana kelas online aktif dengan melemparkan pertanyaan-pertanyaan terbuka. Selain itu, sebagai seorang guru harus mempersiapkan presentasi yang menyenangkan, gunakan desain yang menarik terlepas dari apapun materi yang akan disampaikan. Guru bisa memulainya dengan memberikan tips-tips praktis dalam belajar. Penampilan guru pun juga penting. Guru jangan memakai style fashion yang membosankan, carilah style formal tetapi kasual agar membuat penampilan terkesan lebih fresh.

Memanfaatkan teknologi di era digital merupakan hal mutlak dalam menyampaikan pelajaran di kelas. Anda bisa menggunakan daftar hadir atau presensi otomatis, atau membagikan materi menggunakan platform berbasis teknologi cloud computing. Menggunakan teknologi dalam proses belajar-mengajar tidak hanya efektif untuk pengajaran saja, tetapi juga untuk lebih memudahkan para siswa dalam hal komunikasi dengan guru.

Salah satu cara lainnya yang bisa diterapkan adalah dengan memperbanyak diskusi dalam kelas digital. Berilah pertanyaan menarik untuk didiskusikan bersama para siswa. Ini bisa dilakukan setelah guru memberikan materi di awal kelas. Di sini guru bisa mengizinkan para siswanya untuk melakukan browsing di internet terkait pertanyaan atau materi yang didiskusikan. Jangan lupa ingatkan kepada siswa untuk hanya mengambil sumber-sumber yang kredibel dan relevan. Buatlah diskusi menjadi hidup dengan menciptakan interaksi antar siswa dan kelompok. Kemudian, persilakanlah para siswa untuk berdiskusi di kelas digital untuk meningkatkan skill berbicara mereka di depan orang banyak secara bergantian.

Ada banyak hal yang membuat para siswa kurang mengerti materi yang disampaikan para guru. Salah satunya adalah kurangnya contoh-contoh yang relevan dengan kehidupan sehari-hari. Oleh sebab itu, sebelum mulai mengajar, biasakan untuk melakukan riset untuk mengetahui apakah ada hal yang bisa dijadikan contoh yang mudah dalam materi pelajaran. Sebaiknya pula, guru jangan terlalu berfokus kepada buku pelajaran sebagai sumber utama, carilah sumber belajar lain  yang bervariatif.

Menjadi guru di era digital berarti mengetahui kapasitas murid dalam mengerjakan tugas. Jangan terlalu memberikan tugas yang berlebihan kepada para siswa. Setiap murid memiliki kemampuan dan kapasitas yang berbeda-beda dalam menghadapi sebuah materi, oleh karenanya, berikan tugas secara wajar. Tugas yang terlalu banyak berpotensi membuat para siswa menjadi stres. Dengan begitu, para guru haruslah membuat perencanaan matang untuk memaksimalkan proses belajar dalam kelas online nantinya.

Klik download (full text)

0 komentar:

Posting Komentar