ELISA PURWANTI, S.Pd
SMA Negeri 1 Paramasan
Di Indonesia kemajuan teknologi telah merambah dunia pendidikan meskipun tidak secara merata. Di sekolah-sekolah dengan akses internet yang baik, akses informasi sangat mudah untuk dijangkau. Hal ini menyebabkan guru bukan lagi sumber satu-satunya ilmu pengetahuan. Situasi semacam ini disebut sebagai big bang information yang menuntut setiap orang terutama guru harus bijak dalam mengambil sikap.
Pembelajaran di kelas tidak lagi dibatasi oleh gedung-gedung
sekolah atau pengetahuan guru. Betapa tidak, ilmu pengetahuan hanya dibatasi
oleh rasa malas individu untuk mengakses informasi, selain itu tidak ada
batasan. Menanggapi fenomena ini,
sebagai guru, cara mengajar guru idelanya tentu patut diubah, bukan fokus hanya
apa yang diajari melainkan bagaimana proses belajar peserta didik. Target
materi memang harus diajarkan tetapi hanya sebatas materi esensial, yaitu
materi yang harus dan wajib diajarkan, Namun lebih dari itu, cara dan proses
belajar yang kaya dan bervariatif, berbobot termasuk cara mengaksesnya,
mempelajarinya, dan mengembangkannya perlu dikedepankan.
Guru masih sangat
penting perannya dalam pendidikan di era digital, namun filosofi, strategi,
pendekatan dan cara mengajarnya harus diperbarui sesuai dengan tuntutan zaman.
Guru harus bisa mencontoh konsep cara mendidik para pelatih olahraga
profesional. Mereka mengambil waktu terbanyak untuk terjun dalam menekuni sesi
latihan, adapun saat permainan dan pertandingan, sang atletlah yang menentukan
sendiri jalannya pertandingan. Semakin sering sang atlet melakukan sendiri
keterampilan yang diajarkan oleh pelatih, maka semakin terampil juga dia di
bidang yang bersangkutan. Pepatah mengatakan practice makes perfect.
Jadi peran guru
adalah menjadi pendamping sedangkan peserta didiknya adalah sang atlet atau
selaku pelaku pembelajaran. Guru melatih tetapi peserta didiklah yang berlatih.
Guru menunjuk jalan bagi peserta didk, mengevaluasi dan mendorong pengembangan
keterampilan yang berkesinambungan namun peserta didklah yang menekuni dan
menjalaninya. Guru menjadi model yang meneladankan apa yang diajarkannya tetapi
peserta didiklah yang harus menguasainya. Semakin sering peserta didk
menunaikan latihannya maka semakin terampillah mereka.
Pembelajaran oleh
guru selanjutnya adalah diarahkan untuk menumbuhkan rasa ingin tahu yang lebih
besar dari dalam diri peserta didik. Mereka tertarik akan ilmu pengetahuan dan
informasi yang aktual dan relevan dengan kehidupan terkini. Di tengah lautan
informasi, hanya orang yang memiliki akses kepada informasi yang akurat dan
bermutu dan yang memiliki rasa ingin tahu yang kuat yang akan diuntungkan.
Mereka yang takjub akan menjadi berpengetahuan dan semakin terampil karena dari
rasa takjublah lahir pengetahuan dan keinginan untuk menekuni sesuatu.
Pembelajaran harus dapat mengembangkan rasa terkesima untuk terus
mengeksplorasi bahan ajar secara lebih luas dan lebih dalam lagi.
Di samping rasa ingin tahu, kreatifitas juga perlu dibiasakan.
Kreatifitas adalah salah satu atribut yang paling dicari di dunia dewasa ini
karena ialah jamur kemajuan peradaban dan motor penggerak inovasi yang
produktif. Tanpa kreatifitas peradaban menjadi macet, bangsa menjadi pasif dan
akan menjadi pasar konsumsi, menjadi bangsa penonton menyaksikan perkembangan
dan perubahan yang terjadi. Proses pembelajaran idealnya juga menelurkan kreasi
baru. Karya baru, bukan hafalan, menjadi hasil dari proses pembelajaran. Dengan
kata lain, belajar adalah untuk menciptakan. Dari rahim pendidikan yang
demikian akan lahir generasi penemu dan pencipta.
Menjadi guru di
era digital membutuhkan persiapan matang Metode pengajaran yang dilakukan sudah
tidak bisa lagi disamakan dengan para guru di zaman dulu. Oleh sebab itu,
bagaimana cara menciptakan suasana nyaman sehingga pelajaran yang disampaikan
mudah dipahami?
Dalam hal
kegiatan belajar daring, presentasi menjadi catatan penting. Para guru
terkadang lupa untuk membangun komunikasi yang efektif. Oleh sebab itu,
usahakan untuk tidak terlalu lama berbicara satu arah. Buatlah suasana kelas
online aktif dengan melemparkan pertanyaan-pertanyaan terbuka. Selain itu,
sebagai seorang guru harus mempersiapkan presentasi yang menyenangkan, gunakan
desain yang menarik terlepas dari apapun materi yang akan disampaikan. Guru
bisa memulainya dengan memberikan tips-tips praktis dalam belajar. Penampilan
guru pun juga penting. Guru jangan memakai style fashion yang membosankan,
carilah style formal tetapi kasual agar membuat penampilan terkesan lebih
fresh.
Memanfaatkan
teknologi di era digital merupakan hal mutlak dalam menyampaikan pelajaran di
kelas. Anda bisa menggunakan daftar hadir atau presensi otomatis, atau
membagikan materi menggunakan platform berbasis teknologi cloud computing.
Menggunakan teknologi dalam proses belajar-mengajar tidak hanya efektif untuk
pengajaran saja, tetapi juga untuk lebih memudahkan para siswa dalam hal komunikasi
dengan guru.
Salah satu cara
lainnya yang bisa diterapkan adalah dengan memperbanyak diskusi dalam kelas
digital. Berilah pertanyaan menarik untuk didiskusikan bersama para siswa. Ini
bisa dilakukan setelah guru memberikan materi di awal kelas. Di sini guru bisa
mengizinkan para siswanya untuk melakukan browsing di internet terkait
pertanyaan atau materi yang didiskusikan. Jangan lupa ingatkan kepada siswa
untuk hanya mengambil sumber-sumber yang kredibel dan relevan. Buatlah diskusi
menjadi hidup dengan menciptakan interaksi antar siswa dan kelompok. Kemudian,
persilakanlah para siswa untuk berdiskusi di kelas digital untuk meningkatkan
skill berbicara mereka di depan orang banyak secara bergantian.
Ada banyak hal
yang membuat para siswa kurang mengerti materi yang disampaikan para guru.
Salah satunya adalah kurangnya contoh-contoh yang relevan dengan kehidupan
sehari-hari. Oleh sebab itu, sebelum mulai mengajar, biasakan untuk melakukan
riset untuk mengetahui apakah ada hal yang bisa dijadikan contoh yang mudah
dalam materi pelajaran. Sebaiknya pula, guru jangan terlalu berfokus kepada
buku pelajaran sebagai sumber utama, carilah sumber belajar lain yang bervariatif.
Menjadi guru di
era digital berarti mengetahui kapasitas murid dalam mengerjakan tugas. Jangan
terlalu memberikan tugas yang berlebihan kepada para siswa. Setiap murid
memiliki kemampuan dan kapasitas yang berbeda-beda dalam menghadapi sebuah
materi, oleh karenanya, berikan tugas secara wajar. Tugas yang terlalu banyak
berpotensi membuat para siswa menjadi stres. Dengan begitu, para guru haruslah
membuat perencanaan matang untuk memaksimalkan proses belajar dalam kelas
online nantinya.
Klik download (full text)