Rabu, 08 September 2021

Catatan Albazzar Mappanganro: Maka kemanakah kamu akan pergi?

 


Kondisi masyarakat saat ini sangat disibukkan dengan pekerjaannya masing-masing. Pengusaha, pedagang, pejabat, bahkan masyarakat sekeliling kita sibuk dengan urusannya masing-masing, yaa… itulah kita dengan sebutan  “ibnu adam” (anak cucu adam). Berlomba-lomba mengejar kehidupan dunia sehingga lupa dengan peintah dan larangan Allah, sungguh memprihatinkan kondisi ummat muslim masa kini.

Akhirat yang kekal abadi, di mana semua yang ada di dunia ini akan kembali kepadanya, semua umat tau itu. Namun, seakan-akan terlupakan oleh kehidupan dunia. Mereka yang mengatakan “Time is money!!!”, what??? Memangnya uang bisa dibawa mati? terlalu cinta dunia sepertinya. Materi selalu menjadi perkara nomor satu dalam otaknya, Naudsubillah. Bukankah Nabi Muhammad S.A.W jauh-jauh hari telah mengingatkan kawan-kawan, kata Nabi “perbanyaklah mengingat sesuatu yang memutuskan seluruh tingkat kelesatan (kematian)”, tidak terlena dengan kehidupan dunia dan setiap amal dimintai pertanggung jawaban disisi Allah.

Salah satu jalan yang bisa ditempuh untuk terhindar dari cinta dunia berlebihan adalah merenungkan firman Allah S.W.T dalam Al-Quran surah At.Takwir:26, ayat ini memberi suatu pertanyaan yang diajukan oleh Allah. Pertanyaan sangat singkat  namun kekuatannya dahsyat untuk mengarahkan kembali kepada kebenaran, tidak berlebihan dalam mencari kehidupan dunia bahkan semakin sadar untuk mendekatkan diri kepada sang Khalik. Subhanallah, satu pertanyaan untuk mengubah pandangan berkehidupan yang akan menghentikan setiap bentuk dosa.

 “One question to stop corruption”,

“One question to stop nepotism”.

          Tercatat dalam sejarah, ketika seorang sufi sedang dalam perjalanan dengan mengendarai kudanya, ditengah perjalanan tiba-tiba jatuh tersungkur dan jatuh bukan karena kecelakaan atau kelelahan namun mendengarkan seseorang membaca salah satu firman Allah (QS. At-Takwir:26):

فَأَيۡنَ تَذۡهَبُونَ ٢٦

Artinya:

‘’Maka ke manakah kamu akan pergi’’

Apa pengaruh ayat ini sehingga seorang sufi terjatuh dari kudanya? Adakah kekuatan yang tersirat dari kalam Ilahi ini? Coba renungkan kawan-kawan, tenangkan diri, ikhlaskan niat, lalu tanya diri ini, sebenarnya mau kemana? Dunia yang sangat singkat arah saya kemana? Apakah saya kekal? Apakah saya bisa tetap di dunia ini ? where are we go?


0 komentar:

Posting Komentar