Rabu, 23 Maret 2022

Materi: Drama

 Oleh: Ilham Zulhidayat Bursan

Pengertian Drama
Kata drama berasal dari bahasa Yunani yaitu draomai yang berarti berbuat, bertindak, dan beraksi. Berdasarkan sejarah kata tersebut, teks drama dapat dipahami sebagai suatu perbuatan atau tindakan yang ditulis dan selanjutnya digunakan dalam pementasan di sebuah panggung. Secara terminologi, drama dapat didefinisikan yaitu bagian dari bentuk karya sastra berisi cerita tentang kehidupan yang dipamerkan atau ditunjukkan dalam bentuk tindakan atau perbuatan. 

Jenis-jenis Drama

Drama berdasar lakonnya
Berdasarkan penyajian lakonnya, drama dibagi menjadi:
  • Tragedi, penuh dengan kesedihan.
  • Komedi, penuh dengan hal-hal yang lucu.
  • Tragekomedi, sebuah perpaduan antara komedi dan tragedi.
  • Melodrama, dialog yang diucapkan diiringi melodi atau musik.
  • Opera, drama yang dialognya dinyanyikan dan diiringi dengan musik.
  • Farce, menyerupai dagelan, namun tidak sepenuhnya berupa dagelan.
  • Tablo, drama yang mengedepankan unsur gerak di mana para pemainnya tidak mengucap dialog sama sekali, namun hanya melakukan gerakan tertentu.
  • Sendratari, yaitu gabungan antara seni drama dengan seni tari. 

Drama berdasar sarana pentas
Berdasarkan sarana pementasannya, drama dibagi menjadi:

  • Drama panggung, dimainkan oleh aktor di atas panggung.
  • Drama radio, jenis drama yang tidak dapat dilihat dan tidak dapat diraba, namun hanya dapat didengarkan.
  • Drama televisi, sama dengan drama panggung hanya saja tidak dapat diraba langsung.
  • Drama film, memanfaatkan sebuah layar lebar dan dapat pula dipertontonkan di bioskop.
  • Drama wayang, diiringi dengan sebuah pegelaran wayang.
  • Drama boneka, di mana para tokoh dalam sebuah drama itu digambarkan melalui penggunaan sarana boneka yang dimainkan oleh beberapa orang sebagai pemain dalam drama.

Drama berdasar ada atau tidak naskah
Berdasarkan ada atau tidaknya naskah drama, dibedakan menjadi:

  • Drama tradisional, tidak ada naskah.
  • Drama modern, tontonan drama yang menggunakan naskah.

Unsur-unsur Drama

Drama terdiri dari dua unsur yaitu unsur intrinsik dan ekstrinsik. Unsur intrinsik merupakan unsur-unsur drama yang membangun atau membentuk suatu drama dari dalam, sedangkan unsur ekstriksik adalah nsur-unsur drama yang membangun atau membentuk suatu drama dari luar. Artinya, unsur-unsur ekstrinsik tidak terlibat pada jalannya cerita, tetapi keberadaan unsur ini sangat mempengaruhi perkembangan sebuah cerita. 

Jenis unsur intrinsik drama:
  • Tema
    Tema adalah persoalan yang menjadi sumber inspirasi cerita. Tema biasanya diambil dari permasalahan sehari-hari.
  • Alur
    Alur adalah rangkaian peristiwa dalam drama. Bagian-bagian alur cerita adalah berikut.
    Tahap pengenalan
    Tahap ini menampilkan pengenalan tokoh, situasi, dan latar.
    Tahap konflik
    Tahap ini memunculkan masalah yang menimbulkan pertentangan antartokoh.
    Tahap klimaks
    Tahap ini menunjukkan masalah yang berada pada titik puncak.
    Tahap resolusi
    Tahap ini memperlihatkan penyelesaian dari masalah yang terjadi.

    Berdasarkan kronologis cerita, alur dapat dibedakan yaitu:
    Secara umum, alur cerita dapat diklasifikasikan menjadi tujuh jenis. Pembagian tersebut berdasarkan pada urutan kronologis cerita.
    1. Alur Maju
    Alur maju di dalam pengertian alur cerita atau yang biasa disebut progresif adalah tindakan yang memuncak pada akhir cerita. Alur maju adalah serangkaian peristiwa yang dimulai secara teratur dari awal hingga akhir cerita.
    Contoh alur maju, misalnya cerpen yang menceritakan masa kecil seorang anak yang kemudian tumbuh dewasa dan berakhir ketika ia tua. Diceritakan pula bagaimana konflik yang ia hadapi selama hidupnya.
    2. Alur Mundur
    Alur mundur atau regresi merupakan tindakan yang menceritakan masa lalu dari tokoh di dalam cerita. Pengertian alur cerita mundur ini justru konfliknya disampaikan di awal cerita dan kemudian mundur ke masa lalunya. Serangkaian peristiwa dalam refluks dimulai dari masa lalu ke masa kini dengan waktu yang tidak tepat.
    Contoh alur mundur misalnya cerita pensiunan polisi yang menceritakan kisahnya berjuang selama menjadi anggota polisi.
    3. Alur Campuran
    Pengertian alur cerita berdasarkan kronologis cerita yang terakhir yakni alur campuran. Alur campuran atau alur bolak-balik ini seperti sungai yang dimulai di titik paling tinggi, kemudian menceritakan masa lalu dan berlanjut sampai selesai.
    Saat menceritakan masa lalunya, karakter tokoh yang diperkenalkan di dalam cerita akan memperkenalkan karakter lain selama cerita belum berakhir dan saat cerita kembali ke awal lagi. Contoh alur campuran ini misalnya sebuah cerita yang dimulai di tengah-tengah cerita dan kemudian maju atau mundur.
    4. Alur Sorot Balik (Flashback)
    Berbeda dengan pengertian alur cerita mundur, alur sorot balik atau flashback ini merupakan alur yang terjadi karena pengarang mendahulukan akhir cerita dan setelah itu kembali ke awal cerita. Pengarang biasanya memulai ceritanya dari klimaks menuju kembali ke awal cerita dan ke akhir cerita lagi. Tahapan yang terjadi pada alur sorot balik ini dimulai dari klimaks – anti-klimaks – akhir – peruwitan – awal.
    5. Alur Klimaks
    Alur klimaks dalam pengertian alur cerita adalah susunan peristiwa menanjak dari peristiwa biasa yang meningkat menjadi penting dan lebih menegangkan dibandingkan sebelumnya.
    6. Alur Anti-klimaks
    Pengertian alur cerita anti-klimaks adalah alur cerita yang susunan peristiwanya makin menurun dari peristiwa menegangkan kemudian menjadi kendor dan berakhir dengan peristiwa yang semakin biasa saja.
    7. Alur Kronologis
    Berdasarkan pengertian alur cerita kronologis adalah alur yang susunan peristiwanya berjalan sesuai dengan urutan waktu terjadinya peristiwa. Di dalam alur ini, terdapat hitungan jam, menit, detik, hari, dan lain sebagainya.

  • Pelaku
    Pelaku adalah orang-orang yang berperan dalam suatu pementasan drama. Berdasarkan perannya tokoh dibedakan menjadi tiga jenis, yaitu (1) antagonis, (2) protagonis, dan (3) tritagonis. Antagonis adalah pelaku yang berhati jahat, yang selalu ingin menghalangi gerak langkah tokoh protagonis. Protagonis adalah pelaku yang memiliki sifat baik. Protagonis biasanya menjadi pelaku utama dalam drama. Tritagonis adalah tokoh yang menjadi penengah antara tokoh protagonis dan antagonis
  • Dialog
    Dialog adalah segala ucapan dari tokoh sesuai dengan petunjuk dalam naskah drama. Dialog bertujuan memperkenalkan watak tokoh, menerangkan isi naskah, dan menunjang gerak pemain drama.
  • Latar
    Latar meliputi tempat, waktu, dan suasana dalam pementasan drama.
    Latar tempat, yaitu penggambaran tempat kejadian, seperti di rumah, di sekolah, dan di kantin.
    Latar waktu, yaitu penggambaran waktu kejadian, seperti pagi hari, pada tanggal 17 Agustus, dan pada tahun 2017.
    Latar suasana, yaitu penggambaran suasana yang melatarbelakangi adegan dalam drama, seperti suasana gembira, sedih, dan seram.
Jenis unsur ekstrinsik drama:
  • Nilai-nilai yang terkandung dalam drama. Drama pasti memiliki nilai-nilai yang terkandung di dalamnya. Nilai inilah yang juga membangun cerita drama tersebut. Nilai tersebut dapat berupa nilai moral, agama, sosial, maupun budaya.
  • Latar belakang penulis. Dalam menulis teks drama, penulis pasti memiliki cerita di belakangnya, “mengapa dia menulis teks tersebut?”. Hal ini dapat disebabkan karena pengalaman pribadi penulis, maupun hasil imajinasi dan penelitian penulis.


Sumber:
https://ruangguru.com/
https://www.gramedia.com/

0 komentar:

Posting Komentar