Kamis, 01 Juli 2021

Esai, Pratiwi: Integrasi Bahasa Daerah . . .

INTEGRASI BAHASA DAERAH DALAM SISTEM PEMBELAJARAN SEBAGAI SOLUSI PEMERTAHANAN BAHASA DAERAH DI KALANGAN REMAJA


Moderenisasi merasuki bangsa Indonesia. Pesatnya perkembangan teknologi informasi dan komunikasi serta arus globalisasi yang semakin melebarkan sayapnya ke penjuru dunia terutama di Indonesia. Globalisasi menjadi sebuah fenomena yang tak terelakkan (Scholte 2001). Semua golongan, setuju atau tidak setuju, harus menerima fakta bahwa globalisasi merupakan sebuah predator yang berpengaruh buruk bahkan mematikan eksistensi budaya-budaya lokal. Indonesia merupakan negara yang majemuk yang dihuni oleh masyarakat yang berasal dari berbagai suku bangsa. Tiap suku bangsa di Indonesia memiliki bahasa daerahnya masing-masing, yang digunakan dalam lingkungan yang terbatas di antara sesamanya. Berdasarkan data yang dipublikasikan oleh Badan Pusat Statistik (BPS) tahun 2010 bahwa Indonesia terdiri atas 1.128 suku bangsa dan data etnografis mencatat terdapat sekitar 700-an bahasa daerah. Keragaman suku bangsa di Indonesia disebabkan oleh faktor historis, faktor isolasi alam yang lama juga turut berpengaruh terhadap kondisi Indonesia saat ini dihuni oleh berbagai suku bangsa yang beragam yang memiliki karakteristik tersendiri dari segi bahasa dan budayanya, walaupun semuanya masuk dalam rumpun bahasa yang sama bahasa Austronesia.

Pada hakikatnya bahasa merupakan alat komunikasi dominan bagi manusia untuk saling berkomunikasi antara dua manusia atau lebih. Berdasarkan wilayah penggunaannya, bahasa dibedakan menjadi tiga jenis yaitu bahasa nasional, bahasa daerah dan bahasa asing. Berdasarkan keadaan penggunaannya, bahasa dibedakan menjadi tiga, yaitu pemertahanan bahasa, pergeseran bahasa dan kepunahan bahasa (Sumarsono, 2012: 231). Mirisnya, bahasa daerah diserang dengan status yang mengkhawatirkan yaitu terancam punah dan punah seperti yang dijelaskan oleh info grafik peta bahasa daerah di indonesia yang menyatakan bahwa ada 17 bahasa daerah yakni tiga bahasa daerah dari maluku, tujuh bahasa daerah dari papua, lima bahasa dari sulawesi, satu bahasa daerah NTT, dan satu bahasa daerah dari Sumatera berstatus stabil tetapi terancam punah. Sedangkan status bahasa daerah yang terancam punah ada 18 bahasa daerah seperti dua bahasa daerah dari maluku, sembilan bahasa daerah dari papua, empat bahasa daerah dari sulawesi, dua bahasa daerah NTT, dan satu bahasa daerah dari Sumatera. Serta bahasa daerah yang punah berasal dari daerah Indonesia Timur yaitu dua bahasa dari papua dan sebelas bahasa dari Maluku.  (Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa,  2017 ). 

Klik baca (Full text)

0 komentar:

Posting Komentar