INTEGRASI BAHASA DAERAH DALAM SISTEM PEMBELAJARAN SEBAGAI
SOLUSI PEMERTAHANAN BAHASA DAERAH DI KALANGAN REMAJA
Moderenisasi
merasuki bangsa Indonesia. Pesatnya perkembangan teknologi informasi dan
komunikasi serta arus globalisasi yang semakin melebarkan sayapnya ke penjuru
dunia terutama di Indonesia. Globalisasi menjadi sebuah fenomena yang tak
terelakkan (Scholte 2001). Semua golongan, setuju atau tidak setuju, harus
menerima fakta bahwa globalisasi merupakan sebuah predator yang berpengaruh
buruk bahkan mematikan eksistensi budaya-budaya lokal. Indonesia merupakan
negara yang majemuk yang dihuni oleh masyarakat yang berasal dari berbagai suku
bangsa. Tiap suku bangsa di Indonesia memiliki bahasa daerahnya masing-masing,
yang digunakan dalam lingkungan yang terbatas di antara sesamanya. Berdasarkan
data yang dipublikasikan oleh Badan Pusat Statistik (BPS) tahun 2010 bahwa
Indonesia terdiri atas 1.128 suku bangsa dan data etnografis mencatat terdapat
sekitar 700-an bahasa daerah. Keragaman suku bangsa di Indonesia disebabkan
oleh faktor historis, faktor isolasi alam yang lama juga turut berpengaruh terhadap
kondisi Indonesia saat ini dihuni oleh berbagai suku bangsa yang beragam yang
memiliki karakteristik tersendiri dari segi bahasa dan budayanya, walaupun
semuanya masuk dalam rumpun bahasa yang sama bahasa Austronesia.
Pada
hakikatnya bahasa merupakan alat komunikasi dominan bagi manusia untuk saling berkomunikasi
antara dua manusia atau lebih. Berdasarkan wilayah penggunaannya, bahasa
dibedakan menjadi tiga jenis yaitu bahasa nasional, bahasa daerah dan bahasa
asing. Berdasarkan keadaan penggunaannya, bahasa dibedakan menjadi tiga, yaitu
pemertahanan bahasa, pergeseran bahasa dan kepunahan bahasa (Sumarsono, 2012:
231). Mirisnya, bahasa daerah diserang dengan status yang mengkhawatirkan yaitu
terancam punah dan punah seperti yang dijelaskan oleh info grafik peta bahasa
daerah di indonesia yang menyatakan bahwa ada 17 bahasa daerah yakni tiga
bahasa daerah dari maluku, tujuh bahasa daerah dari papua, lima bahasa dari
sulawesi, satu bahasa daerah NTT, dan satu bahasa daerah dari Sumatera berstatus
stabil tetapi terancam punah. Sedangkan status bahasa daerah yang terancam
punah ada 18 bahasa daerah seperti dua bahasa daerah dari maluku, sembilan
bahasa daerah dari papua, empat bahasa daerah dari sulawesi, dua bahasa daerah
NTT, dan satu bahasa daerah dari Sumatera. Serta bahasa daerah yang punah
berasal dari daerah Indonesia Timur yaitu dua bahasa dari papua dan sebelas bahasa
dari Maluku. (Badan Pengembangan dan
Pembinaan Bahasa, 2017 ).
Klik baca (Full text)
Klik baca (Full text)
0 komentar:
Posting Komentar