HARYATI,
S.Pd
SDN Basirih 10 Banjarmasin
Institusi pendidikan
telah berdiri puluhan bahkan ratusan tahun di dunia. Sejak lama masyarakat
dunia telah menyadari bahwa pendidikan merupakan usaha untuk membentuk generasi
melalui bimbingan, pengajaran, dan latihan. Hal ini bertujuan untuk
mempertahankan nilai-nilai yang ada di masyarakat. Pendidikan secara sederhana
bertujuan untuk menghasilkan perubahan-perubahan yang positif dalam diri
seorang anak. Bimbingan dalam berbagai bentuk diperlukan sesuai dengan kriteria
yang berlaku pada kelompok masyarakat.
Pemberian contoh oleh
para guru, pengajaran, pendidikan, serta tata tertib yang berlaku di sekolah
merupakan manifestasi dari cita-cita masyarakat. Pertama, pemberian contoh oleh
para guru menjadi momentum berharga untuk tidak ditinggalkan, pada kasus ini
guru dituntut untuk menjadi pribadi yang baik sebagai contoh bagi anak atau
peserta didik. Pengajaran dan pendidikan dari para guru juga menjadi salah satu
faktor pembentuk karakter peserta didik. Selain itu, peraturan atau tata tertib
yang berlaku di sekolah hadir dengan maksud untuk membentuk anak menjadi
pribadi yang disiplin, bertanggung jawab, serta memiliki etos kerja nantinya.
Tata tertib menjadi
sebuah entitas yang wajib ada di semua institusi pendidikan dengan maksud
sebagai manifestasi cita-cita masyarakat. Namun, masalah muncul ketika tata
tertib yang berlaku tidak dapat mengakomodasi perkembangan zaman. Betapa tidak,
dewasa ini perkembangan zaman melaju dengan sangat pesat dibantu oleh
teknologi. Era 4.0 kemudian 5.0 menjadi tolok ukur perkembangan zaman yang
cepat. Sehingga hal ini mengakibatkan perangkat-perangkat yang hadir di tengah
masyarakat harus disesuakan dengan zaman.
Perkembangan zaman secara
perlahan membentuk masyarakat, tanpa sadar masyarakat menyesuaikan diri dengan
zaman. Hal ini mengharuskan sekolah sebagai institusi pendidikan mengakomodasi
perkembangan agar proses pembentukan karakter anak lebih mudah. Ada beberapa
kasus yang sudah tidak relevan dengan zaman saat ini. Pertama, tata tertib
mengenai seragam, pada awalnya seragam dimaksudkan untuk menghilangkan
kesenjangan sosial di sekolah antarsiswa. Seiring dengan perkembangan,
perspektif masyarakat mengenai strata sosial bergeser, sehingga seragam tidak
lagi menjadi tolok ukur masyarakat dalam pandangan sosial. Belum lagi faktor
lain yang membuka mata masyarakat mengenai seragam. Pandemi telah menyadarkan
masyarakat bahwa belajar di sekolah tidak memerlukan seragam. Seragam dewasa
ini tidak memeliki relevansi lagi dalam pembentukan karakter anak.
Persoalan lain selain
seragam adalah gaya rambut. Hampir semua orang tahu dan sadar bahwa gaya rambut
tidak memiliki relevansi sama sekali dengan prestasi belajar anak. Namun, hal
ini tetap dipertahankan tanpa alasan yang bisa dijelaskan. Tata tertib mengenai
pakaian dan cara berpenampilan seyogyanya dilonggarkan untuk menyesuaikan
dengan perkembangan zaman.
Tata tertib di sekolah
lebih baik diarahkan untuk membentuk hal-hal yang lebih esensial seperti
kedisiplinan, kesopanan, rasa tanggung jawab, tenggang rasa, dan sikap-sikap
ketimuran lain. Tata tertib mengenai manajemen waktu seperti datang tepat waktu
dan pulang tepat waktu harus tetap dipertahankan sebagai manifestasi
kedisiplinan. Selain itu, peserta didik harus dibimbing untuk menerima semua
konsekuensi dari keputusan yang ia ambil. Tata tertib yang bertujuan untuk
menumbuhkan tenggang rasa antarsiswa harus dipertahankan dan diperkuat. Hal ini
bukan tanpa sebab, peserta didik disiapkan untuk menjadi generasi penerus,
hadir dan berbaur di tengah masyarakat kompleks membuatnya harus mampu
mengambil sikap pada situasi yang berbeda dengan masyarakat yang heterogen.
Klik download file
0 komentar:
Posting Komentar