Ilham Zulhidayat Bursan
Pendidikan merupakan aspek yang sangat penting
dalam membentuk kepribadian manusia. Guru mempunyai peranan
yang sangat penting dalam menanamkan nilai-nilai dan prinsip-prinsip yang membentuk
karakter siswa. Guru inovatif adalah guru yang tidak hanya fokus pada pengajaran
ilmu pengetahuan, namun juga menanamkan karakter kepada siswanya. Untuk mencapai
tujuan ini, guru harus mampu menggunakan berbagai strategi dan metode yang inovatif.
Guru inovatif harus memahami bahwa karakter siswa tidak hanya terbentuk melalui materi pelajaran di kelas, tetapi juga melalui berbagai pengalaman dan interaksi yang mereka alami selama proses belajar mengajar. Guru harus menyadari pentingnya menciptakan lingkungan yang mendukung perkembangan emosional dan sosial siswa, di samping kemajuan akademik mereka. Dengan pendekatan yang holistik, guru inovatif dituntut agar mampu mengembangkan model/metode pembelajaran yang bervariasi dan kreatif untuk membangkitkan minat siswa, memupuk rasa ingin tahu, serta membangun keterampilan berpikir kritis, dan kolaboratif. Selain itu, model yang dikembangkan juga memberi perhatian khusus pada pengembangan nilai-nilai positif seperti kejujuran, tanggung jawab, dan empati, yang semuanya berkontribusi terhadap pembentukan karakter siswa secara menyeluruh. Karakter yang tertanam dalam diri siswa akan menjadi filter perkembangan arus informasi teknologi yang begitu cepat dan bebas di abad 21 ini.
Pendidikan karakter telah menjadi fokus
utama dalam sistem pendidikan modern. Upaya membangun generasi yang lebih
baik, pendidikan karakter harus dilakukan secara efektif dan efisien. Salah
satu pendekatan yang dapat digunakan untuk menanamkan karakter adalah
pendekatan kontekstual dalam pembelajaran. Pendekatan ini memungkinkan siswa
untuk memahami konsep yang dipelajari melalui pengalaman langsung dan
menghubungkannya dengan konsep lain yang sudah dipahami melalui kesempatan
mempelajari apa yang berhubungan dengan tema atau situasi yang relevan.
Pendekatan kontekstual dalam pembelajaran
memungkinkan guru untuk mengintegrasikan nilai-nilai karakter ke dalam pembelajaran.
Pembelajaran kontekstual adalah pendekatan yang memfokuskan pada situasi dan
konteks yang relevan dengan kehidupan sehari-hari, sehingga siswa dapat
memahami dan menerapkan konsep yang dipelajari dalam situasi yang lebih luas
dan lebih bervariasi. Dalam konteks pelajaran bahasa Indonesia, pendekatan ini
memungkinkan siswa untuk memahami dan menggunakan bahasa Indonesia dalam
berbagai situasi dan konteks yang lebih realistis dan lebih dekat dengan
kehidupan sehari-hari.
Pembelajaran kontekstual berbeda dengan
pendekatan tradisional yang memfokuskan pada pengajaran konsep-konsep teoritis
tanpa memperhatikan konteks dan situasi yang relevan. Dalam pendekatan
tradisional, siswa dipaksa untuk memahami konsep-konsep teoritis tanpa
memperhatikan bagaimana mereka dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari.
Pembelajaran kontekstual, sebaliknya, memungkinkan siswa untuk memahami dan
menerapkan konsep-konsep dalam situasi yang lebih luas dan lebih bervariasi,
sehingga mereka dapat memahami bagaimana konsep-konsep tersebut dapat
diterapkan dalam kehidupan sehari-hari.
Contoh yang baik (best practice) pendekatan pembelajaran kontekstual dalam pelajaran bahasa Indonesia adalah dengan menggunakan teks sebagai bahan ajar. Guru dapat menyajikan teks dalam bentuk digital dengan memanfaatkan bantuan teknologi (ebook, web, dan sebagainya). Jika dahulu teks hanya bisa disajikan secara manual melalui buku teks, saat ini guru harus menyesuaikan dengan perkembangan zaman dengan memanfaatkan teknologi. Guru memberikan teks yang relevan dengan kehidupan sehari-hari, seperti berita, artikel, atau cerita. Langkah yang dilakukan, guru dapat meminta siswa untuk membaca, menganalisis (berpikir kritis), mengerjakan secara berkelompok (kolaboratif), menulis hasil analisis (kreatif), dan menyampaikan hasil pekerjaannya (komunikatif). Contoh tersebut adalah cerminan pembelajaran abad 21 untuk mencapai luaran pada aspek kognitif (pengetahuan), psikomotorik (keterampilan), dan afektif (karakter).
Pembelajaran kontekstual memiliki beberapa
kelebihan yang membuatnya lebih efektif dalam meningkatkan kemampuan siswa
dalam menggunakan bahasa Indonesia. Beberapa kelebihan tersebut adalah:
- Meningkatkan
kemampuan siswa dalam menggunakan bahasa Indonesia dalam situasi yang lebih
realistis: Pembelajaran kontekstual memungkinkan siswa untuk memahami dan
menggunakan bahasa Indonesia dalam berbagai situasi dan konteks yang lebih
realistis dan lebih dekat dengan kehidupan sehari-hari.
- Meningkatkan
kemampuan siswa dalam menganalisis dan menulis teks: Pembelajaran kontekstual
memungkinkan siswa untuk memahami dan menggunakan bahasa Indonesia dalam
berbagai situasi dan konteks yang lebih realistis dan lebih dekat dengan
kehidupan sehari-hari, serta meningkatkan kemampuan siswa dalam menganalisis
dan menulis teks.
- Meningkatkan
kemampuan siswa dalam berkomunikasi: Pembelajaran kontekstual memungkinkan
siswa untuk memahami dan menggunakan bahasa Indonesia dalam berbagai situasi
dan konteks yang lebih realistis dan lebih dekat dengan kehidupan sehari-hari,
serta meningkatkan kemampuan siswa dalam berkomunikasi.
Pendekatan pembelajaran kontekstual dalam
pelajaran bahasa Indonesia memungkinkan siswa untuk memahami dan menggunakan
bahasa Indonesia dalam berbagai situasi dan konteks yang lebih realistis dan
lebih dekat dengan kehidupan sehari-hari. Dengan demikian, siswa dapat
meningkatkan kemampuan mereka dalam menggunakan bahasa Indonesia dan
meningkatkan kemampuan mereka dalam menganalisis dan menulis teks, serta
meningkatkan kemampuan mereka dalam berkomunikasi.